Saturday, August 8, 2020

Hidup Diatas Rata-rata

#erinchannaibaho #hidupsukses #tanpilbeda #menjadipemimpin 

#erinchannaibaho #kuncisukses #menjadipemimpin Saudara-saudara yang saya kasihi di dalam Tuhan. Hari ini kita akan mempelajari satu kata dalam bahasa Inggris, dalam bentuk kata sifat “mediocre” dan dalam bentuk kata benda “mediocrity.” Kesimpulan: mediocre atau mediocrity artinya—rata-rata, sedang-sedang, biasa-biasa saja, tidak bagus tetapi tidak jelek, kualitas kelas dua, lumayan dan tidak menonjol. Di lingkungan Masyarakat, mediocre itu dapat diartikan dengan “Hidup Sederhana” atau nilai batas tidak kaya atau tidak juga miskin Menurut statistik, dalam satu populasi yang normal, maka distribusi manusia yang memiliki karakter tertentu mengikuti kurva normal yang bentuknya seperti lonceng. Kurva normal ini menggambarkan bahwa majoritas manusia berada pada sekitar titik tengah atau nilai rata-rata, dan hanya sedikit berada pada titik ekstrim rendah atau ekstrim tinggi. Saya percaya Tuhan mengehendaki kita umat-Nya untuk hidup di atas tingkat pas-pasan atau sedang-sedang. Hal ini terbukti dari Firman Tuhan yang tertulis dalam Matius 5: 48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."  Yesus sendiri berkata bahwa sasaran yang Tuhan tetapkan bagi kita untuk dicapai bukanlah nilai tengah atau rata-rata, melainkan nilai sempurna. Bagaimana caranya keluar dari “zona mediocrity?” Yesaya 40:31 mengatakan, “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Ayat ini mengisyaratkan bahwa tanpa Tuhan, kita tidak berdaya. Tetapi bersama Tuhan, kita akan selalu mendapat kekuatan baru, bebas dari himpitan 5 L alias Letih, Lesu, Lelah, Lemah dan Loyo.  Pada saat ini, kita akan gunakan burung Elang sebagai simbol manusia yang hidup di atas tingkat rata-rata. Untuk hidup sukses di dunia ini, kita butuh semangat Burung Elang . Dengan semangat Burung Elang, seorang manusia biasa menjadi manusia luar biasa. Di dunia ini ada beberapa ordinary persons yang menghasilkan extraordinary action and achievement. Yang pertama adalah Nabi Elia. Yakobus 5:17 menguraikan, “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.” Saya senang bahwa Alkitab menuliskan “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita.” Artinya, jika dia bisa, kitapun pasti bisa. Yang menjadi pertanyaan: “bagaimanakah Elia dapat melakukan hal itu?” Alkitab menjawab, dengan berdoa.  Saudara sekalian. Kita manusia adalah mahluk terbatas. Keterbatasan kita membuat ada perkara yang mungkin dicapai dan ada perkara yang mustahil dicapai. Di lain pihak, Allah Maha Kuasa dan tidak terbatas. Ke-Maha Kuasaan Allah itu membuat tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Doa merupakan kuasa di tangan manusia untuk dapat ambil bagian dalam ke-Mahakuasaan Allah, sehingga dapat mengubah yang mustahil menjadi mungkin dicapai. Dengan doa, saudara akan dapat mengatasi segala permasalahan dan tantangan hidup. Itu sebabnya, banyak berdoa, banyak kuasa. Sedikit berdoa, sedikit kuasa. Tidak berdoa, maka tidak ada kuasa. Elia merupakan seorang yang hidup di atas tingkat mediocrity. Doa bukan hanya membuat kuasa Allah turun ke dunia, melainkan mengangkat Elia naik ke surga. Saat ini Elia berada di surga sebagai perwakilan manusia biasa yang hidup di atas tingkat mediocrity.  Yang kedua, kita akan mempelajari seorang tokoh Alkitab, seorang muda yang standar moral dan pengendalian dirinya di atas rata-rata. Yusuf adalah seorang pemuda yang punya kesempatan emas untuk menikmati kepelisiran dunia. Ibarat makanan sudah terhidang di atas piring, tinggal santap—begitulah tawaran istri Potifar kepada Yusuf. Kalau tawaran seperti itu dihadapkan kepada manusia rata-rata, saya tidak tahu apa yang akan terjadi.Tetapi Yusuf bertindak dengan standar moral di atas rata-rata orang-orang muda zaman sekarang, dan berkata tegas: “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" (Kejadian 39:9). Pengendalian diri yang di atas tingkat rata-rata membuat Yusuf diangkat menjadi pejabat tinggi negara Mesir. Dalam Kejadian 41:39-41, Firaun berkata kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu." Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."  Tokoh yang ke-3 yang kita akan pelajari pagi ini adalah Daniel bersama Sadrakh, Mesak, dan Abednego. Daniel dan ketiga sahabatnya bersekolah di Universitas Kerajaan Babylonia. Mereka tinggal bersama dengan para mahasiswa Babilonia yang tidak menyembah Tuhan. Merekapun sama-sama makan di kafetaria, dengan menu yang diatur oleh ahli gizi istana.  Salah satu penyebab banyak orang muda tergolong mediocre adalah karena tekanan sosial atau teman. Pada umumnya, orang muda mau sama dengan temannya, dan tidak mau berbeda sebab takut ditolak atau dikucilkan. Ruth W. Brenda merancang eksperimen untuk menunjukkan bagaimana seseorang menangani tekanan kelompok. 

       Tetapi daniel tidak takut berbeda dari teman-temannya. Agamanya adalah hidupnya. Dia tidak takut dikucilkan teman-teman karena menyembah Allah yang berbeda. Bagi Daniel, Allah itu nomor satu, dan dia tidak menginjinkan siapapun dan apapun memisahkan dia dari Tuhan. 

       Daniel punya tekad dan keberanian seperti Rajawali: “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja.” (Daniel 1:8) 

       Hasilnya: “Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya” (Daniel 1:20).

       Sebetulnya konsep ini telah diperkenalkan oleh Yesus lebih dari 2000 tahun yang lalu.

       Dalam Kitab injil Matius 5: 41, Yesus berkata: “Barangsiapa yang meminta engkau berjalan satu mil jauhnya, pergilah sertanya dua kali ganda.”

       Saudara-saudara yang saya kasihi di dalam Tuhan. Selama kita di dunia ini, marilah kita hidup sesuai dengan ajaran dan teladan Kristus, sehingga pada akhirnya, tabiat Kristus terpantul dalam hidup kita.

       Karena Yesus akan segera datang untuk menjemput kita masuk surga. Kiranya dengan berkat Tuhan, semua kita akan tetap setia sampai Maranatha. Amen.

 

 

No comments:

Post a Comment

Followers