LOYALITAS IMAN
YANG TAK DAPAT DI PERJUAL BELIKAN
Mazmur 137:1 “Di tepi sungai-sungai Babel,
di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.”
Pertanyaan?? Siapakah mereka [“kita”] itu? Mengapa mereka menjadi menangis [sedih] bila mengingat
Sion?
Para Biduan Bait Suci
1 Tawarikh 6:31-47
“Inilah orang-orang yang
ditugaskan oleh Daud memimpin nyanyian di rumah TUHAN sejak tabut itu mendapat
tempat perhentian. Di hadapan Kemah Suci, yakni Kemah Pertemuan, mereka
melayani sebagai penyanyi sampai Salomo mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem.
Mereka melakukan tugas jabatannya sesuai dengan peraturannya” (ay. 31-32)
1 Tawarikh 25:1-31
“Selanjutnya untuk ibadah Daud
dan para panglima menunjuk anak-anak Asaf, anak-anak Heman dan anak-anak
Yedutun. Mereka bernubuat dengan diiringi kecapi, gambus dan ceracap. ” (ay. 1)
Suatu pukauan yang memikat
insan tatkala dipadu juga dengan harmonisasi paduan suara raksasa yang terdiri atas 288 orang penyanyi. (1 Tawarikh 25:7)
Pemicu tragedy:
Pada kitab Yesaya 38-39 kita
akan dapati peristiwa supra alami yang mengakibatkan adanya mukjizat yang
terjadi dalam hidup Raja Hizkia (729-686 SM).
(Geisler, Norman, A
Populer Survey of The Old Testament, p. 134).
Raja Hizkia
jatuh sakit yang berdasarkan diagnosa pada zaman itu, dan menurut
gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit yang diderita, maka raja orang
Yehuda itu menuju kematian (Yesaya 38:1).
Ayat 3 “Ah Tuhan, ingatlah
kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati....”
Ayat 5 “Telah Kudengar doamu
dan telah Kulihat air matamu.
Sesungguhnya Aku akan memperpanjang umurmu”
Ayat 8 “Sesungguhnya, bayang-bayang pada
penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang
telah dijalaninya." Maka pada penunjuk matahari itu matahari pun mundurlah
ke belakang sepuluh tapak dari jarak yang telah dijalaninya.
Muzizat bagi sang raja:
Yesaya 38:5
•
Bukan hanya disembuhkan dari penyakit yang hampir
merenggut nyawanya,
•
tetapi Tuhan juga memberikan umur yang lebih panjang
(bonus 15 tahun) bagi raja yang dipilih-Nya
itu.
•
Para
profesor astronomi pada hari itu dibuatnya tercengang, melihat suatu peristiwa
yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam catatan sejarah dunia. Pada waktu siang itu mereka sedang mengamati
jam matahari, dilihatnya bayangan matahari mundur sejauh sepuluh tapak.
•
Peristiwa
menggemparkan ini sampailah ke telinga Raja Babilon, maka dia memerintahkan
untuk mengadakan penyelidikan apakah penyebab semua peristiwa itu. Diperoleh sebuah informasi yang sangat
mengejutkan, bahwa mundurnya matahari itu adalah karena permintaan raja
Hizkia.
•
Babilon
adalah sebuah kerajaan yang menganut Politeisme, mereka mempunyai banyak
dewa. Pada zaman dahulu biasanya dewa
tertingginya adalah dewa Matahari. Sudah
tentu laporan yang diberikan kepada raja mengenai penyebab mundurnya bayangan
matahari adalah menggemparkan. Dewa yang
bagaimanakah yang dimiliki Israel sehingga dapat memerintah Dewa Matahari untuk
mundur sepuluh langkah. Dewanya Israel
pastilah Dewa yang mahaperkasa.
•
Rasa
ingin tahu yang besar itulah menyebabkan Merodakh Baladan, mengirim utusan
untuk melihat kebesaran “Dewa” Israel.
•
Raja Merodakh Baladan, penguasa jazirah Sinear itu,
yang mendapat informasi yang mencengangkan itu segera:
•
Mengutus duta kerajaan pergi
ke tanah Yehuda untuk memastikan kebenaran kabar yang luar biasa.
•
Sekaligus menyampaikan salam
“selamat” atas kesembuhan yang diperoleh Raja Hizkia.
•
Kedatangan duta kemaharajaan Babilonia itu disambut
baik oleh Hizkia, dengan penghormatan yang baik ditunjukkannya bagi mereka.
•
Jamuan
makan yang mewah dan hidangan yang lezat tentu disuguh.
•
Hasil
kekayaan dan industri kerajinan rakyatnya diperlihatkan.
•
Perkakas
dan perabot istana dipamerkan.
•
Dan
lebih daripada itu, Hizkia membawa tamunya untuk menyaksikan keindahan
perabot-perabot rumah Allah (bejana-bejana Bait Suci yang memukau dengan segala salutan emasnya, dan keindahan warna-warni
tirai-tirai bait kudus), semuanya disaksikan tamu kerajaan itu dengan
geleng-geleng kepala pertanda kagum luar biasa.
Yesaya 39:2 “Tidak ada
barang yang tidak diperlihatkan oleh Hizkia kepada mereka di istana dan di
seluruh daerah kekuasaannya.”
•
Tapi sayang
kesempatan itu disalahgunakan oleh Hizkia.
Gantinya dia membesarkan nama Tuhan yang telah menyembuhkannya malahan
memamerkan kekayaannya. Tanpa disadari
peristiwa kecil ini akan membuahkan malapetaka yang dahsyat di kemudian hari.
•
“Tetapi kecongkakan
dan sifat ingin di puji menguasai hati Hizkia, dan di dalam meninggikan diri
sendiri ia membuka perbendaharaan kekayaan yang diberikan Allah kepada umat-Nya
di depan mata orang yang serakah……. Ia
melakukan hal ini bukan untuk memuliakan Allah, tetapi semata-mata untuk
meninggikan dirinya sendiri di mata pangeran-pangeran asing. Ia sama sekali tidak memikirkan bahwa
orang-orang ini adalah utusan-utusan dari suatu bangsa yang berkuasa yang tidak
takut dan tidak mengasihi Allah di dalam hatinya,…..”
•
“Betapa berbahayanya akibat yang akan terjadi
kemudian! Kepada nabi Yesaya dinyatakan
bahwa utusan-utusan yang kembali itu membawa laporan mengenai kekayaan yang
mereka telah lihat, sehingga Raja Babel dan penasehatnya hendak merencanakan
untuk menambah kekayaan negara mereka dengan kekayaan yang terdapat di
Yerusalem.” (Alfa dan Omega, jilid 3, hal. 283.)
Semuanya disaksikan tamu (duta Babilonia) kerajaan itu dengan
geleng-geleng kepala pertanda kagum luar biasa.
Paling berkesan
dalam bagi utusan Babel, dan setelah mereka pulang serta melaporkannya
kepada raja mereka, adalah pukauan keindahan perabot-perabot Bait Suci dan pukauan
orkestra Bait suci yang termashur itu.
Itulah salah
satu faktor penentu yang menyebabkan raja dari sebelah Timur itu menyerang
kerajaan Yehuda dan menawan penduduknya. (Verkuyl . J.,Christian
Ethics, p. 201).
Sesuai
dengan nubuatan nabi besar Yesaya, “Sesungguhnya, suatu masa akan datang
bahwa segala yang ada di dalam istanamu dan yang disimpan ... akan
diangkut ke Babilonia. Tidak akan ada barang yang akan ditinggalkan” (Yesaya
39:6-7).
Nubuatan itu pun tergenapi
sekitar tahun 605 BC, pada waktu Raja Yoyakim memerintah atas Yehuda.
Lalu “... perkakas rumah Tuhan
dibawa Nebukadnezar ke Babel dan ditempatkan di istananya di Babel” (2 Tawarikh
36:7), dan termasuk juga dengan orkestra dan para penyanyi
bait suci (Daniel 1:2).
Para pemain
orkestra dan para penyanyi Bait Allah yang diangkut sebagai tawanan di tanah
yang asing bagi mereka.
Diperkuat
dengan fakta, mereka memegang dan mempergunakan alat musik kecapi
(Mazmur 137:2) sebagai alat musik khas untuk orkestra bait suci di kalangan
orang Israel.
(Wigh, Fred H., Manners
and Custom of the Bible Lands, p.278)
Mazmur 137:2, 3
“Pada pohon-pohon gandarusa di
tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. Sebab di sanalah orang-orang yang
menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang
menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian
dari Sion!"
Mazmur 137:4
“Bagaimanakah
kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing?”
“Bagaimana mungkin kita
menyanyikan nyanyian kudus di tempat najis, negeri orang-orang kafir?” (right
man in the wrong place).
Mazmur 137:5, 6
Seperti bersumpah, mereka dengan berani
berteriak:
“Biarlah menjadi kering
tangan kananku. Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku
melupakan engkau hai Yerusalem, puncak sukacitaku...”
Ahli Perjanjian Lama, Kaiser, menyatakan:
Catatan arkeologi....
“Tradisi pujian di kuil-kuil
berhala Babilonia yang berakar dari para pelantun-pelantun Yahudi yang ditawan,
tetap dipertahankan para penguasa Babilonia secara turun-temurun.” (Kaiser, Jr., Walking
Through the Old Testament, 137)
Pakar purbakala , F.F. Bruce,
berdasarkan penemuannya turut menguatkan:
“Warisan bermazmur di
kuil-kuil berhala adalah hal yang unik namun sangat menarik bagi bangsa
Media. Tidak heran raja-raja Persia pun,
sekutu bangsa Media, mengadopsi pelayanan itu pada penyembahan mereka.” (Bruce, F.F., Psalms in the Nearest Land,
p. 169).
Bagaimana kisah selanjutnya?
Ezra 2:1
“Inilah orang-orang propinsi
Yehuda yang berangkat pulang dari pembuangan, yakni para tawanan, yang dahulu diangkut
ke Babel oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang kembali ke Yerusalem dan ke
Yehuda, masing-masing ke kotanya.”
Ezra 2:41
“Inilah para penyanyi... seratus dua puluh
delapan orang.
Jumlah penyanyi : 288 orang
Jumlah yang pulang : 128 orang
Seratus enam puluh (160)
orang,
Ke mana ???
Ahli purbakala dan sejarah Alkitab, W.
Fosh melaporkan:
“Penemuan di Nippur, wilayah
orang Yehuda selama penawanan itu, telah
mengungkapkan arsip-arsip para penguasa bank yang besar. Dalam beberapa
tablet berkode secara rahasia H.R. 2797....
(Fosh, W., Banking of Aramic World, p. 389)
Dalam beberapa tablet
berkode secara rahasia H.R. 2797, ditemukan sejenis surat-surat dan dokumen “Murasshu
Sons.” Ribuan lempengan-lempengan yang
berisi lebih dari seratus nama orang Yehuda, yang dinyatakan telah menjadi kaya dan
merupakan kelompok yang berpengaruh di Persia.... Banyak dari mereka musikus. (Fosh,
W., Banking of Aramic World, p. 392)
Tantangan:
Maka hilanglah kerinduan
itu, dan tidak mau pulang kerumah-Nya.
Sumpah setia bagi pelayanan bait Allah “Bagaimanakah kita menyanyikan
nyanyian Tuhan di negeri asing?” (Mazmur 137:4), yang mereka ucapkan dulu, kini
menjadi hambar.
Rupanya tidak semua orang yang menyebut Tuhan itu
sebagai Tuhannya adalah yang benar-benar rindu bersama Dia di negeri-Nya yang
permai.
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan!
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21)
No comments:
Post a Comment